Wednesday, March 30, 2016

Tujuan penciptaan manusia

Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat given yang diemban manusia, yaitu 

misi yang pertama untuk beribadah (QS. Adz-Dzariyat: 56)
misi fungsional sebagai khalifah ( QS. Al-Baqarah: 30)
dan misi operasional untuk memakmurkan bumi ( QS. Hud: 61).[9]

               Secara harfiah, kata khalifah berarti wakil atau pengganti, dengan demikian misi utama manusia di muka bumi ini adalah sebagai wakil Allah SWT. Jika Allah adalah sang pencipta seluruh jagat raya ini maka manusia sebagai khalifah-Nya berkewajiban untuk memakmurkan jagat raya itu, utamanya bumi dan seluruh isinya, serta menjaganya dari kerusakan. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” ( QS. Adz-Zariyat: 56)

Langit, bumi, dan seluruh isinya adalah suatu sistem yang bersatu di bawah naungan perintah Allah. Semua yang ada di dalam sistem ini diciptakan untuk kepentingan manusia, suatu anugerah yang selalu dibarengi dengan peringatan spiritual agar manusia tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain (QS. Al-Baqarah: 22).

 Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah menawarkan tugas kekhalifahan di bumi, dan gunung. Tugas utama menjadi khalifah tentunya terkait dengan penggalan akhir ayat di atas. Ketika itu, baik langit, bumi, maupun gunung menolak tawaran itu karena khawatir tidak mampu memikulnya. Namun, manusia menyatakan sanggup untuk memikul tugas dan amanah itu.[10]

Karena kesanggupan ini, Tuhan menetapkan manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan di dunia. Naun alih-alih bersyukur, manusia malah menjadi makhluk yang paling banyak merusak keseimbangan alam. Manusia sengaja ataupun tidak merusak ekosistem bumi dengan merubah keseimbangan keteraturan alam ciptaan Allah ini, hingga murka alam seperti kebakaran hutan dan banjir pun tak terhindarkan.
Peruntukan bumi bagi manusia mengandung arti bahwa bumi ini tidak hanya disediakan untuk satu generasi belaka, melainkan untuk semua generasi yang ada di bumi. Meskipun manusia sering berlaku tidak adil terhadap alam, tetapi Allah selalu membimbing manusia bertanggungjawab terhadap alam. Kecuali itu, Allah juga memberi wewenang manusia untuk mengatur bumi ini. Tuhan telah meninggikan derajat manusia diatas ciptaan-Nya yang lain. Manusia dianugerahi akal oleh Allah yang mana fungsinya yaitu untuk berfikir. Manusia sangat mempunyai istimewa dihadapan Allah. Dari pernyataan tersebut, maka manusialah mempunyai peranan penting dan bertanggung jawab tentang alam semesta ini. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."[11] (Al-Baqaroh: 30)

            Jelaslah bahwa tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah beribadah kepada Tuhan suatu bentuk perilaku yang tulus untuk menghormati ketuhanan. Dalam memuja Tuhan, manusia harus berusaha untuk hidup dalam harmoni dan keselarasan dalam semua ciptaan Tuhan yang secara alami juga melakukan penyembahan kepada-Nya. Fenomena pemujaan tentang Tuhan salah satu contohnya yaitu yang mana terdapat dalam QS. Al-Anbiya’ ayat 20:

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
“ Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya’: 20)

            Semua bentuk pemujaan kepada Allah diadakan untuk membantu manusia dalam mengingat Tuhan. Tetapi banyak manusia yang diberi rizki dari Allah, tetapi mereka tidak bersyukur, justru malah melupakan-Nya. Dalam Islam, setiap gerak manusia dapat dinilai sebagai bentuk penyembahan kepada Allah SWT.[12]
            Dalam rangka ikhtiar memakmurkan bumi manusia telah diberi modal dasar yang telah melekat pada diri manusia di awal penciptaan nya.Yakni berupa akal dan pikiran.Maka dengan ada nya akal dan pikiran maka manusia dapat melakukan penelitian dan mencari pengetahuan bagaimana mengelola semua amanah yang di berikan Allah SWT.


            Memelihara di sini tidak hanya secara fisik saja. Tetapi segala yang ada di alam harus di pelihara karena manusia sejatinya bergantung pada alam atau mahluk lain.Termasuk juga dalam memelihara akidah dan akhlak manusia itu sendiri sebagai sumber daya manusia yang akan memanfaatkan alam, dan merupakan tugas manusia menciptakan keseimbangan alam ini. Karena dunia ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.[13]


Untuk menjadi khalifah 

Dari segi bahasa, khalifah bermaksud pengganti. Ia menjelaskan bahawa Allah mengamanahkan manusia sebagai ‘pengganti’ untuk mentadbir bumi dengan merujuk kepada manual dan panduan daripadaNya. Mengingat kejadian yang diabadikan dalam Al-Qur’an, ketika Allah Swt berdialog dengan malaikat soal rencana menciptakan khalifah di bumi.





Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” [Al-Baqarah: 30]
Dan Allah menjadikan kita (manusia) di muka bumi, yang dibedakan derajat satu dengan yang lain, untuk menguji manusia.



proses kejadian manusia 


perjalanan hiduup kita sebagai manusia








Pandangan Sainitis (Teori Evolusi Manusia)


Teori ini di cetuskan oleh Charles Robert Darwin (1809-1882) Dua inti pokok dari teori darwin :

1.      Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa lampau.
2.      Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)

Pengertian dan arti definisi
seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada individu-individu yang hidup di alam, sehingga individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut akan terus hidup dan beranak pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungan sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu


           Berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan:

 “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”.
Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.

           Teori ini mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Seperti ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga sekarang tetap sama.

Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak atau komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

           Lain halnya dengan apa yang tertulis dalam kitab, khususnya Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an jika dipandukan dengan hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini. Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. hal ini sesuai dengan firman Allah :

“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui.” (QS. Al Furqan (25) : 59)

           Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukan peubahan dan perkembangan yang bertahab menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak bervolusi).

Pandangan menurut Islam



Proses kejadian manusia adalah satu tanda daripada kekuasaan Allah sebagai Pencipta. Allah menempelak sikap manusia yang sering lupa dan alpa tentang kejadian mereka sehinggalah sanggup membantah dan mempertikaikan hakikat kekuasaan Allah sebagaimana firman Allah di dalam Al-quran yang berbunyi 




Daripada adam, lalu jadikan hawa dan daripada mereka diciptakan keturunan manusia melalui
percantuman benih lelaki dan  perempuan yang dikenali sebagai NUTFAH. kemudiannya menjadi segumpal darah (ALAQAH) kemudiannya seketul daging (MUDGHAH) kemudian menjadi beberapa tulang (I'ZHAM) kemudian tulang yang dibaluti dengan daging seterusnya lembaga yang ditiupkan roh oleh Allah . Firman Allah berbunyi:



Selain itu, Rasulullah juga telah bersabda:
"bahawasanya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya didalam perut ibunya selama 40 hari dan kemudian merupakan alaqah (segumpal darah) seumpama demikian (selama 40 hari)
kemudian dia merupakan mudghatan (segumpal daging ) seumpama demikian (selama 40 hari) 
kemudian Allah mengutus malaikat : maka diperintahkan kepadanya (malaikat ) empat perkataan. dan dikatakan kepada malaikat :Engkau tulislah amalannya , rezekinya, ajalnya dan celaka atau bahagiannya kemudian ditiupkanlah kepada makhluk itu ..."


(hadis Riwayat imam al-bukhari ,248)


sumber :http://baihaqi-annizar.blogspot.my/







penerangan tentang teori darwis





proses kejadian manusia



kesimpulannya 

 Manusia dicipta di muka bumi ini adalah untuk menjalankan tanggungjawab yang disuruh olehNYA. Bukan sekadar menuntut ilmu dan mencari nafkah , manusia perlu menunaikan tanggungjawab sebagai umat Islam.Oleh itu , jangan lalai mengejarkan hanya untuk dunia kerana kita perlu juga mencari bekalan untuk di akhirat kelak.


No comments: